Rabu, 12 April 2017

Mahasiswa-Mahasiswi Perawat sebagai Agen Peningkatan Kesehatam Santri di dalam Pondok Pesantren



      Mahasiswa diidentikkan dengan Agent Of Change. Kata-kata perubahan selalunya menempel dengan erat sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan membanggakan. Kekuatan yang dimiliki mahasiswa untuk melakukan suatu perubahan sangatlah besar sehingga tak bisa dipungkiri memang mahasiswa memiliki peranan penting dalam perubahan.
     Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
            Pesantren merupakan tempat untuk mendidik agar santri-santri menjadi orang yang bertaqwa, berakhlak mulia serta memeiliki kecerdasan yang tinggi.
            Santri-santri yang berada di pondok Pesantren merupakan anak didik yang pada dasarnya sama saja dengan anak didik di sekolh-sekolah umum yang harus berkembang dan merupakan sumber daya yang menjadi generasi penerus pembangunan yang perlu mendapat perthatian khusus terutama kesehatan dan pertumbuhannya.
            Permasalahan kesehatan yang dihadapi santri-santri tidak beda dengan permasalahan yang dihadapi anak sekolah umum bahkan bagi santri yang mondok akan bertambah lagi dengan masalah kesehatan lingkungan yang ada di pondok yang mereka tempati.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa-mahasiswi yang menempuh kuliah dilingkungan pondok mereka akan dituntut untuk menjadi santri dari lingkungan pondok tersebut sehingga mereka harus mendiami satu asrama. Dapat pula menjadi satu asrama dengan santriwan-sanntriwati yang sedang mondok di tempat itu.
            Menurut Depkes RI, budaya bersih merupakan salah satu cerminan suatu sikap dan perilaku masyarakat di Pondok Pesantren dalam menjaga serta memelihara kebersihan bagi para santri itu sendiri dalam kehidupan seharihari. Pondok Pesantren sebagai suatu tempat pendidikan di Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 40.000. Penyakit menular berbasis lingkungan dan perilaku seperti tuberculosis paru, infeksi saluran pernapasan atas, diare dan penyakit kulit masih merupakan masalah kesehatan hapir semua dijumpai di Pondok Pesantren (Nugraheni, 2008).
            Penularan penyakit sangat mudah disebabkan oleh tingkat kepadatan dan lingkungan yang kurang baik. Pada umumnya kondisi ini kesehatan di lingkungan Pondok Pesantren masih sangat memerlukan dan membutuhkan perhatian dari berbagai pihak terkait baik dalam aspek pelayanan kesehatan, perilaku sehat, maupun kesehatan di Pondok Pesantren itu sendiri (Effendi & Mahfudli, 2007).
            Pondok Pesantren di Indonesia sebagian besar memiliki masalah besar tentang kesehatan dan masalah terhadap penyakit. Masalah kesehatan dan penyakit di pesantren merupakan masalah yang sangat serius dan tidak sedikit pesantren-pesantren termasuk yang masih tradisional ataupun jauh dari kehidupan modern. Hal ini jarang mendapat perhatian dengan baik dari warga di Pesantren itu sendiri, masyarakat, dan juga pemerintah (Haryono, 2006).
            4 Fakta sebagian pesantren tumbuh dan berkembang di lingkungan yang kumuh, kotor, lembab, tempat dan WC yang kurangnya perawatan, dan sanitasi yang buruk (Badri, 2007).
            Hal ini dikarenakan para santri mempunyai sifat kesederhanaan dan kurangnya fasilitas dan sarana yang ada di Pondok Pesantren itu sendiri dan menjadi salah satu factor yang mempengaruhi perilaku kesehatan bagi santri di lingkungan Pondok Pesantren. Terdapat pula factor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat santri adalah kurangnya promosi kesehatan dari pondok itu sendiri maupun dari berbagai pihak seperti Puskesmas dan tim kesehatan lainnya (Ikhwanudin, 2013).
            Penyebab dari masalah tersebut adalah pengetahuan tentang tentang hidup bersih dan sehat yang masih kurang di lingkungan Pondok Pesantren terutama para santri. Informasi, pengetahuan kesehatan dan asumsi budaya kebersihan dan kesehatan sangat kurang sekali santri yang mengeri tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini sebabkan sumber informasi yang masuk ke dalam pesantren masih terbatas, sehingg dibutuhkan buku bacaan dan promosi kesehatan tentang perilaku kesehatan dan kebersihan (Ikhwanudin, 2013).
            Sebagai Mahasiswa-Mahasiswi Perawatan pasti akan dituntut untuk memahami suatu keadaan di lingkungan santri untuk membenahi perilaku yang mengancam kesehatan santri karena perawat memiliki salah satu peran untuk menjaga dan memelihara kesehatan di lingkungannya terutama jika dia tinggal dilingkugan asrama pondok. Karena permasalah dipondok itu susah untuk diatasi karena adanya beberapa hal, biasanya :
  • Santri yang tidak memperdulikan kebersihan lingkungannya.
  • Santri yang hanya berfikir jika dipondok terjadi penyakit itu sudah biasa.
  • Santri hanya berfokus pada pendidikan keagamaannya saja.
            Maka sebagai mahasiswa-mahasiswi pada tingkat atas mereka sudah memulai memimpin adik-adik kelas, baik sebagai pengurus dimadrasah maupun di pondok. Walaupun telah berbentuk sebuah pengurus yang bertugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungandengan jalannya pesantren sehari-hari, kekuasaan mutlak senantiasa masih berada di tangan sang kyai.
            Tetapi meskipun begitu sebagai agen peningkatan kesehatan kit bisa mengusulkan kepada sang kyai untuk melakukan perubahan pola hidup sehat yang lebih baik di dlingkungan asrama yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan santri, lingkungan asrama/pondok dan kelayakan tempat tinggal/tempat pendidikan yang aman-bersih-nyaman. Karena jika tempat tersebut bersih, aman dan nyaman dari penyakit kita dapat menuntut ilmu pendidikan dan ilmu agama dengan semangat pula sehingga motivasi akan terbentuk. Karena dalam beberapa hadist sudah dijelaskan :
HADIS 1

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآَنِ أَوْ تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا  )رواه مسليم:328)
Artinya:
Dari Abu Malik al-as'ari berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Bersuci itu sebagian dari iman, membaca alhamdulillah adalah memenuhi timbangan amal, membaca subhanallah wal hamdulillah adalah memenuhi seisi langit dan bumi, salat sunah adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, sabar adalah sinar yang memancar, dan Al-Qur'an adalah hujjah (argumen) dalam pembicaraanmu. Setiap manusia pada waktu pagi hari, hakekatnya harus memperjual belikan dirinya. Ada kalanya ia laba (selamat dari maksiat) dan ada kalanya rugi (terseret maksiat)  (H.R. Muslim: 328).

HADIS 2

إِنَّ اللَّهَ تَعَالى طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ نَظِيفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةَ كَرِيمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُودَ فَنَظِّفُوا أَفْنِيَتَكُمْ (رواه التيرمدى:2723)


Artinya:
Sesungguhnya Allah swt. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu. (H.R. at –Tirmizi: 2723)

HADIS 3

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِفْتَاحُ الصَّلاةِ الطُّهُورُ (رواه التيرمدى: 221)
Artinya:
Dari Abu Sa'id berkata, Rasulullah saw. Bersabda, “Kunci dari salat adalah bersuci.” (H.R. at-Tirmizi: 221)

HADIS 4

اَلْاِسْلَامُ نَطِـيْفٌ فَتَـنَطَفُوْا فَاِنَـهُ لايَدْخُلُ الْجَنَـةَ اِلانَطِيْفٌ (رواه البيهقى)
Artinya:
Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih (H.R. Baihaqi)

HADIS 5

Artinya : “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”

Adapun cara untuk Mahasiswa-Mahasiswi Perawat sebagai Agen Peningkatan Kesehatan Santri lakukan, diantaranya :
  • Memberikan penyuluhan tentang kesehatan.
  • Meberikan pendidikan, pengetahuan, penjelasan secara detail tentang pola hidup sehat.
  • Mengajak keikutsertaan para santri dalam menciptakan lingkugan yang sehat.
  • Menjelaskan masalah-masalah yang mungkin timbul dari pola hidup yang tidak sehat serta cara mengatasinya. 
      Sehingga terciptalah pondok pesantren sehat dan bersih. Dan kita akan dapat menimbah ilmu dengan semangat dan senang. Tetapkah Mahasiswa-Mahasiswi Perawat yang mendiami suatu pondok akan bersifat acuh tak acuh terhadap lingkungannya yang kurang bersih dan sehat. Dan mulailah untuk mengaplikasikan ilmu perawat yang didapatkan dari bangku pendidikan kuliah meskipun kita belum menjadi Perawat sesungguhnya. Ilmu Kesehatan dapat diaplikasikan secara komunitas karena kita adalah generasi muda yang wajib untuk merubah wajah era globalisasi dalam bidang kesehatan .Jadi mulailah saat ini Mahasiswa-Mahasiswi Perawat menjadi agen peningkatan kesehatan santri dimanapun mereka menempuh pendidikan kuliah.